Identifikasi Bahaya
Sifat alamiah dari suatu proses adalah menimbulkan efek negatif yang disebut bahaya. Efek ini dapat muncul dari unsur manusia, mesin, material, metode atau lingkungan yang tidak aman. Bahaya tersebut dapat menimbulkan kerugian / insiden, apabila tidak dikendalikan dengan baik. Tidak seorang pun dapat meramalkan kapan kejadian insiden terjadi, dan seberapa parah akibat yang dapat ditimbulkannya ?
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IBPR) adalah program yang bersifat pro-aktif dan merupakan dasar pengelolaan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup modern. Dengan proses IBPR, kita dapat mengendalikan bahaya sampai pada tingkat serendah mungkin.
BAHAYA
Bahaya adalah suatu benda, bahan, atau kondisi yang dapat mengakibatkan cedera, kerusakan, dan atau kerugian lainnya. Bahaya adalah kemungkinan suatu bahan yang dalam keadaan tertentu bisa menyebabkan kerugian. Dengan menyimak definisi diatas, kita dapat simpulkan bahwa semua yang dapat kita kenali dengan panca indera adalah bahaya.
Selanjutnya, bila dua bahaya atau lebih bertemu dapat menimbulkan suatu peristiwa yang disebut insiden. Sifat insiden bermacam-macam, mulai dari kecelakaan tanpa kerusakan / cedera sampai kecelakaan serius. Untuk tidak sampai menimbulkan insiden, bahaya harus dikendalikan / diisolasi dengan baik.
JENIS BAHAYA
Jika dua atau lebih bahaya bertemu dan mengakibatkan insiden, paling tidak ada lima komponen yang memungkinkan untuk terpapar bahaya dan dapat mengalami kerugian, yaitu :
- Manusia
- Alat
- Material
- Proses
- Lingkungan
Lebih jauh lagi, efek dari insiden tidak hanya pada satu komponen diatas, mungkin dua komponen, atau bahkan kelima komponen mengalami kerugian.
Sebagai contoh : dua dump truck mengangkut batubara bertabrakan, sehingga mengakibatkan kedua drivernya luka parah, kedua unit rusak berat dan batubara tumpah.
Bahaya yang memapar komponen manusia, selain bahaya keselamatannya adalah bahaya penyakit akibat kerja (occupational health hazard). Bahaya kesehatan kerja secara umum dibagi menjadi empat kelompok :
- Kimia – uap, gas, asap, bahan kimia yang dalam komposisi tertentu menimbulkan masalah.
- Fisika – kebisingan, radiasi, suhu, getaran, dan lain-lain.
- Biologis – serangga, jamur, bakteri, virus, dan lain-lain.
- Ergonomi – kesesuaian antara ukuran tubuh manusia dengan peralatan kerja.
Psikososial – pola shift, intimidasi, hubungan industrial yang tidak harmonis, dan lain-lain.
TEKNIK INDENTIFIKASI BAHAYA
Untuk dapat mengidentifikasi bahaya dengan baik dan dapat menangkap sebanyak mungkin bahaya, kita harus melakukannya dengan teknik yang benar. Dibawah ini adalah beberapa contoh teknik dalam mengidentifikasi bahaya :
- Berjalanlah berkeliling dan perhatikan hal-hal yang dapat menjadi sumber kecelakaan.
- Jangan hiraukan hal-hal yang sepele, pusatkan perhatian pada sesuatu yang dapat menyebabkan insiden serius.
- Tanyakan kepada pekerja mengenai pendapat mereka tentang bahaya dari pekerjaan yang dilakukan.
- Cermati instruksi kerja yang dibuat oleh pabrik.
- Pelajari catatan insiden dan catatan kesehatan pekerja ditempat tersebut.
- Pelajari hasil temuan inspeksi terdahulu.
- Lakukan pengamatan, terutama pada sumber-sumber energi.
- Cermati semua jenis pekerjaan yang ada di lokasi tersebut.
- Pertimbangkan keberadaan orang lain yang tidak selalu berada di lokasi tersebut.
- Perkirakan semua orang yang dimungkinkan bisa terluka akibat dari kegiatan di lokasi tersebut.
- Dari setiap bahaya yang teridentifikasi, perhatikan jumlah orang dan lamanya terkena paparan bahaya tersebut.
PERHATIKAN CATATAN INSIDEN DAN INSPEKSI TERDAHULU
Kita dapat mengidentifikasi bahaya dengan melihat catatan-catatan insiden yang pernah terjadi dan catatan hasil inspeksi terdahulu di lokasi tersebut. Pokok-pokok yang harus dicermati dari catatan insiden, antara lain :
- Benda yang menjadi sumber kecelakaan (palu, sling, plat besi, dump truck, dan lain-lain).
- Jenis kecelakaan yang terjadi (terjepit, jatuh, tabrakan, dan lain-lain).
- Kondisi tidak standar yang menimbulkan insiden (licin, tajam, sempit, berdebu, dan lain-lain).
- Tindakan tidak aman yang menimbulkan insiden (tidak pakai APD, tidak melaksanakan prosedur, dan lain-lain).
- Bagian tubuh yang cedera (kepala, tubuh, kaki, tangan, dan lain-lain).
- Seksi-seksi mana yang sering ditemukan penyimpangan / deviasi pada catatan inspeksi terdahulu,
- Jenis-jenis deviasi / penyimpangan yang ditemukan dari hasil inspeksi terdahulu,
- Daerah-daerah kritis mana yang sering terlepas dari pengawasan supervisor.
Dengan bantuan catatan insiden dan inspeksi terdahulu, kita dapat lebih fokus dalam mengidentifikasi bahaya.
Generally I don’t learn article on blogs, but I wish to say that this write-up very forced me to check out and do so! Your writing taste has been surprised me. Thank you, very great post.