BahayaKesehatan KerjaKeselamatan KerjaResiko

Penilaian Resiko

Setelah kita mengidentifikasi bahaya dan menemukan bahaya, proses selanjutnya kita harus menilai resiko dari bahaya tersebut. Tujuan dari penilaian resiko adalah mengetahui besar / tingkat kekritisan dari bahaya yang teridentifikasi. Penilaian resiko ini bersifat subyektif, untuk masing-masing penilai dapat terjadi perbedaan angka / nilai.

Besar / tingkat kekritisan dari hasil penilaian resiko  adalah dasar prioritas dalam melakukan tindakan perbaikan.

RESIKO

Resiko adalah besarnya kesempatan dua atau lebih bahaya bertemu dan mengakibatkan terjadinya kerugian / insiden. Resiko adalah besarnya kecenderungan atau kemungkinan timbulnya kerugian dari suatu bahaya. Resiko adalah besarnya kecenderungan atau kemungkinan seseorang terpapar suatu bahaya atau bahan yang mungkin dapat merugikan.

Dari definisi di atas, yang perlu menjadi perhatian kita adalah resiko bukanlah sesuatu yang terjadi atau akan terjadi. Resiko bukanlah besarnya kerugian, atau keparahan. Resiko lebih merupakan besarnya kemungkinan terjadinya kerugian atau insiden.

Hasil dari penilaian resiko akan memudahkan kita dalam melihat tingkat kekritisan dari bahaya, sehingga kita dapat mendudukkan bahaya-bahaya tersebut sesuai urut-urutan dari yang memiliki tingkat kekritisan tinggi sampai yang memiliki kekritisan rendah.

FUNGSI PENILAIAN RESIKO

Setiap bahaya yang sudah kita nilai resikonya disusun dari bahaya yang memiliki nilai resiko tinggi diletakkan pada bagian atas dan seterusnya ke bawah. Tindakan pengendalian akan dimulai dari bahaya yang memiliki nilai resiko tinggi terlebih dahulu.

Penilaian resiko terutama ditujukan untuk menyusun prioritas pengendalian bahaya yang telah diidentifikasi. Semakin tinggi nilai resiko yang dikandung suatu bahaya, semakin kritis sifat bahaya tersebut, dan berarti menuntut tindakan perbaikan atau pengendalian yang sesegera mungkin.

Tetapi ada satu hal yang harus kita ingat, jika kita menemukan bahaya dengan tingkat kemungkinan (probability) tinggi, maka kita harus melakukan tindakan pencegahan awal. Sebagai contoh, kita melihat orang menaiki tangga portable yang tiga buah anak tangganya rusak. Hal ini adalah bahaya yang mengandung nilai kemungkinan besar, maka kita harus melakukan tindakan pencegahan awal. Misalnya, menyetop kegiatan tersebut, dan mengganti dengan tangga lain yang standar.

Penilaian resiko dapat kita lakukan pada saat kita melakukan kegiatan-kegiatan dibawah ini :

  1. Inspeksi terencana,
  2. P2H (Pelaksanaan Perawatan Harian),
  3. Observasi tugas terencana,
  4. Inspeksi harian,
  5. Periodical service,
  6. Dan lain-lain.

TEKNIK PENILAIAN RESIKO

Resiko pada dasarnya adalah perkalian dari tiga komponen, yaitu   tingkat kemungkinan, tingkat keparahan dan tingkat keseringan. Penjelasan dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut :

  • Kemungkinan (P = Probability)

Adalah besarnya kesempatan terjadinya suatu cedera, kerusakan atau kerugian akibat bahaya tersebut.

Nilai dan penjelasan dari tingkat kemungkinan adalah sebagai berikut :

PROBABILITY / KEMUNGKINAN

Tidak ada kemungkinan terjadi 1
Kemungkinan terjadi lebih kecil dari rata-rata 2
Kemungkinan terjadi rata-rata 3
Kemungkinan besar terjadi 4
Pasti akan terjadi 5
  • Keparahan (S = Severity)

Adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi jika bahaya tersebut menimbulkan insiden.

Nilai dan penjelasan dari tingkat keparahan adalah sebagai berikut :

SEVERITY / KEPARAHAN

Cedera ringan atau Property damage kurang dari US$ 100 1
Cedera LTI tanpa cacat permanen atau Property damage  antara US$ 100 sampai dengan US$ 1.000. 2
Cedera LTI dengan cacat permanen atau Property damage  antara US$ 1.000 sampai dengan US$ 5.000 3
Fatal insiden satu orang atau Property damage antara US$ 5.000 sampai dengan US$ 10.000 4
Fatal insiden banyak orang atau Property damage  lebih dari US$ 10.000 5
  • Keseringan (F = Frequency)

Adalah seberapa sering bahaya tersebut ditemui / muncul di lokasi kerja. Nilai dan penjelasan dari tingkat keseringan adalah sebagai berikut :

FREQUENCY / KESERINGAN

Sedikit kejadian, sekali dalam setahun (JARANG) 5
Beberapa kejadian setiap bulan (TIDAK BIASA) 3
Beberapa kejadian setiap minggu (KADANG-KADANG) 2
Sedikit kejadian, sekali dalam sehari (SERING) 3
Banyak kejadian, berkali-kali setiap hari (TERUS MENERUS) 5

 Formula dari Resiko adalah :

RESIKO  =  Kemungkinan  x  Keparahan  x  Keseringan

Sehingga dari formula tersebut, kita dapat menilai tingkat resiko dari suatu bahaya. Hasil perkalian formula tersebut adalah angka, dan untuk mengetahui di tingkat bahaya yang mana, kita dapat melihat table dibawah ini :

NILAI RESIKO TINGKAT BAHAYA KODE BAHAYA
49 sampai dengan 125 Sangat Bahaya (KRITIS) AA
28 sampai dengan 48 Bahaya Resiko Tinggi A
9 sampai dengan 27 Bahaya Resiko Sedang B
2 sampai dengan 8 Bahaya Resiko Rendah

C

Contoh :

Dari hasil identifikasi bahaya, kita menemukan kondisi hammer yang kepalanya sudah ‘menjamur’. Kita akan menilai berapa tingkat resiko dari bahaya tersebut.

Nilai Kemungkinan      P = 4 (Kemungkinan besar menyebabkan insiden).

Nilai Keparahan           S = 3 (Dapat menyebabkan cacat permanen)

Nilai Keseringan          F = 3 (Hammer tersebut digunakan beberapa kali dalam sehari).

Sehingga Nilai Resikonya    =  P x S x F

                                                    4 x 3  x 3  =  36

Nilai Resiko yang didapat adalah 36 (masuk dalam range 28 – 48), kode bahaya A = Bahaya Resiko Tinggi.

Sehingga tingkat resiko dari hammer yang ‘menjamur’ adalah Bahaya Resiko Tinggi.

Contoh lain :

PENJELASAN BAHAYA P S F R KODE BAHAYA
 

 

 

 

 

 

 

 

 

APA YANG DIPERHATIKAN ?

Penilaian resiko ini bersifat subyektif. Tetapi pengelompokan angka nilai resiko seperti diatas akan mengurangi tingkat ke-subyektif-an dari penilaian ini. Dan jika penilaian resiko dilakukan oleh tim atau kelompok, akan lebih memperkecil ke-subyektif-an.

Hal terpenting dalam melakukan penilaian resiko adalah berpikir logis, artinya tidak melebih-lebihkan kekhawatiran kita akan bahaya yang kita nilai, tetapi jangan pula menganggap sepele dari bahaya tersebut.

Dalam penilaian resiko, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan :

  • Bahaya mempunyai sifat spesifik, tergantung pada ruang / tempat, waktu, dan massa. Sehingga satu jenis bahaya, dapat mempunyai nilai resiko yang berbeda.
  • Besarnya angka dari resiko tidak-lah penting. Yang terpenting adalah langkah pengendalian resiko yang kita lakukan.

Lakukan tindakan perbaikan segera, jika ditemukan bahaya dengan tingkat kekritisan sangat tinggi.

bangis

Bang Is adalah seorang praktisi K3 yang bekerja di perusahaan pertambangan batu bara. Blog ini sebagai media berbagi ilmu pengatuhan agar bermamfaat untuk diri sendiri dan orang lain yang membutuhkannya.

Related Articles

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button